Puisi

Mata Waktu

Pagi menemukan mata di atas daun:
mata embun yang berbinar-binar
melihat matahari menghangatkan matamu.

Pagi berkata: "Ah mata,
aku mau memasangmu pada batu
yang pendiam itu."

Ah di situ berasal dari desah angin
yang merayap di leher bajumu.

Malam menemukan mata di gigir cangkir:
mata kopi yang menyala-nyala
menyaksikan hujan memandikan waktu.

Malam berkata: "Ah mata,
aku mau memasangmu pada jam dinding
yang mengantuk itu."

Ah di situ berasal dari haus rindu
yang singgah minum di bibirmu.

Subuh menemukan mata di atas buku:
mata ibu yang berjaga-jaga
menemani insomniamu.

Subuh berkata: "Ah mata,
aku mau memasangmu pada kening
yang tak mau tidur itu.

Ah di situ berasal dari celah sunyi
yang menganga di pedalaman tubuhmu.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar