Mata Waktu
Pagi menemukan mata di atas daun:
mata embun yang berbinar-binar
melihat matahari menghangatkan matamu.
Pagi berkata: "Ah mata,
aku mau memasangmu pada batu
yang pendiam itu."
Ah di situ berasal dari desah angin
yang merayap di leher bajumu.
Malam menemukan mata di gigir cangkir:
mata kopi yang menyala-nyala
menyaksikan hujan memandikan waktu.
Malam berkata: "Ah mata,
aku mau memasangmu pada jam dinding
yang mengantuk itu."
Ah di situ berasal dari haus rindu
yang singgah minum di bibirmu.
Subuh menemukan mata di atas buku:
mata ibu yang berjaga-jaga
menemani insomniamu.
Subuh berkata: "Ah mata,
aku mau memasangmu pada kening
yang tak mau tidur itu.
Ah di situ berasal dari celah sunyi
yang menganga di pedalaman tubuhmu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar